Dalam sebuah posting di akun Twitter-nya pada hari Sabtu, Zarif mengatakan dia melakukan percakapan telepon dengan mitranya dari Prancis tentang Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
“Dalam panggilan telepon dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian hari ini saya mendesak Prancis untuk menunjukkan sikap konstruktif di JCPOA dalam pertemuan minggu depan di Wina,” kata diplomat top Iran itu.
“Saya meminta Prancis untuk menghormati komitmennya di bawah perjanjian, dan berhenti mematuhi sanksi ilegal yang dijatuhkan oleh AS,” katanya.
Menyusul pertemuan ke-18 JCPOA Joint Commission yang diadakan melalui videoconference pada hari Jumat, para peserta memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan di Wina minggu depan untuk melanjutkan konsultasi dan menentukan langkah-langkah terkait dengan penghentian sanksi AS.
JCPOA ditandatangani pada 2015 antara Iran dan Grup 5 + 1 dan didukung oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
Namun, presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi anti-Iran yang telah dicabut oleh kesepakatan tersebut.
Karena partai-partai Eropa yang tersisa gagal memenuhi komitmen mereka pada kesepakatan dan mengkompensasi ketidakhadiran Washington, Iran bergerak pada Mei 2019 untuk mengurangi komitmen JCPOA-nya.
Powered By : Togel HKG