Gakharia, yang menjabat sejak 2019, mengatakan dia mundur karena ketidaksepakatan dengan timnya sendiri atas penahanan Nika Melia, seorang politisi oposisi terkemuka, media lokal melaporkan.
“Saya telah membuat keputusan untuk meninggalkan jabatan saya,” kata Gakharia, menurut outlet berita Sputnik Georgia. “Tentu saja, saya yakin dan ingin meyakini bahwa langkah ini akan berkontribusi dalam menurunkan tingkat polarisasi di negara kita.”
Gakharia mengatakan penahanan Melia tidak dapat diterima jika mengancam akan memicu perpecahan politik di negara Kaukasus Selatan berpenduduk 3,7 juta orang itu, lapor Reuters.
Irakli Kobakhidze, ketua partai yang berkuasa di Georgian Dream, mengatakan pihaknya berencana untuk mengajukan calon untuk menggantikan Gakharia pada hari Jumat.
Pengadilan di ibu kota Tbilisi pada Rabu memerintahkan agar Melia, ketua partai oposisi Gerakan Nasional Bersatu (UNM), ditahan karena diduga gagal membayar jaminan.
Melia dituduh menghasut kekerasan pada protes jalanan pada Juni 2019, tuduhan yang dia anggap bermotif politik.
Menyusul pengunduran diri Gakharia pada hari Kamis, Kementerian Dalam Negeri mengumumkan penundaan pelaksanaan perintah untuk menahan Melia. Kerumunan berkumpul di luar kantor partainya dan melambaikan bendera Georgia sebagai perayaan, menurut Sputnik Georgia.
Di dalam markas UNM, Melia menyerukan pemilihan dini.
“Atas nama semua partai oposisi, saya menyatakan: mari duduk di meja perundingan dengan perwakilan pemerintah ini dan mulai perundingan tentang pemilihan awal yang baru,” kata Melia.
Georgian Dream memenangkan pemilihan parlemen pada Oktober tahun lalu, tetapi oposisi mengatakan pemungutan suara itu dicurangi dan dirusak dengan pelanggaran.
Melia mengatakan pada saat itu pihaknya tidak mengakui hasilnya dan menyerukan pencalonan kembali.
Persembahan dari : Keluaran SGP