Prancis Mendesak Membeli Gas Rusia Di Tengah Krisis Cuaca Dingin Eropa

Eropa dilanda salju dan suhu dingin yang ekstrem tahun ini, yang menghabiskan cadangan bahan bakar negara itu sendiri dan mendorong mereka untuk mencari bantuan tambahan di tempat lain.

Raksasa energi Rusia Gazprom telah meningkatkan ekspor gasnya ke Prancis hampir 1,5 kali lipat sejak awal tahun, kata perusahaan itu di saluran Telegram, menghubungkan lonjakan permintaan gas alam di Eropa dengan “musim dingin yang membekukan.

Cadangan gas Prancis di penyimpanan bawah tanah telah menurun di bawah 30%, produsen gas menambahkan, mengutip data dari Infrastruktur Gas Eropa. Di Jerman, cadangan gas dilaporkan turun menjadi 34,17% dan menjadi 45,28% di Austria.

Prancis telah menjadi sekutu lama Rusia dalam hal pembelian gas alam. Negara ini telah mengimpor lebih dari 406,8 bcm gas Rusia dalam 40 tahun terakhir sejak kedua negara menjalin kerja sama di wilayah tersebut.

Menurut Gazprom, ekspor ‘bahan bakar biru’ ke Prancis telah mencapai 14,07 bcm pada 2019, tetapi permintaan energi tahun lalu di seluruh Eropa secara signifikan terhambat oleh pandemi COVID.

Situasi telah berubah secara dramatis pada tahun 2021. Gazprom sebelumnya mengatakan telah mengirimkan rekor volume gas (19,4 bcm) ke negara-negara non-CIS Januari ini dibandingkan dengan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya – atau meningkat 45,4% dari Januari 2020. Pembelian gas meningkat 77,3% di Prancis dan 32,4% di Jerman selama satu bulan. Di Italia mereka melonjak 221,5%, kata perusahaan itu.

Dengan peringatan cuaca ekstrem atas hujan salju dan suhu yang menurun di seluruh Eropa di tengah kiamat “Binatang dari Timur 2”, peningkatan permintaan gas Rusia menjadi lebih terlihat bulan ini. Gazprom minggu lalu mengumumkan bahwa dalam sepuluh hari pertama bulan Februari, ekspor gas Rusia ke Jerman meningkat 47,8% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020.