Uni Eropa Berhenti Merujuk kepada Juan Guaido sebagai Presiden Venezuela

Eropa

16:28 GMT 06.01.2021Dapatkan URL singkat

Sejak 2019, Amerika Serikat dan Uni Eropa secara resmi mengakui mantan pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido sebagai penjabat presiden Venezuela. Namun, dengan pemerintah Nicolas Maduro memegang kekuasaan dan menyapu pemilihan badan legislatif bulan lalu, dukungan untuk Guiado dari kekuatan barat memudar.

Uni Eropa telah berhenti menyebut tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai “penjabat presiden” negara itu setelah mandat kepemimpinan Majelis Nasionalnya berakhir pada Selasa.

“Venezuela sangat membutuhkan solusi politik untuk mengakhiri kebuntuan saat ini melalui proses dialog dan negosiasi yang inklusif yang mengarah ke proses yang kredibel, inklusif, dan demokratis,” kata Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Rabu.

Dia menambahkan bahwa UE akan menjaga komunikasi dengan semua aktor di bidang politik dan sosial Venezuela, termasuk “Juan Guaido dan perwakilan lain dari Majelis Nasional yang terpilih pada 2015”.

Kolombia dan negara-negara Amerika Latin lainnya berjanji pada Selasa bahwa mereka akan terus mengakui Majelis Nasional yang lama, yang telah dipilih dalam pemilihan Desember.

Meskipun 277 perwakilan terpilih untuk Majelis Nasional yang baru, yang akan menjalani masa jabatan hingga 2026, kelompok oposisi yang didukung oleh Amerika Serikat mengatakan mereka akan terus bekerja sebagai “anggota parlemen” selama satu tahun lagi.

Uni Eropa mengakui Juan Guaido sebagai presiden Venezuela pada Januari 2019, didorong oleh seruan dari Washington untuk menyatakan pengganti mantan pemimpin Majelis Nasional Nicolas Maduro sebagai kepala negara.

Berhenti menyebut Guaido sebagai presiden terjadi di tengah pergantian penjaga di Washington: Pemerintahan Trump yang keluar telah memberi tekanan pada komunitas internasional untuk menggantikan Maduro, tetapi upaya ini berakhir dengan kegagalan.

Sebaliknya, Presiden terpilih Joe Biden mengatakan pada bulan Desember bahwa dia akan bersedia untuk “bernegosiasi” dengan Maduro untuk mengakhiri krisis politik dan ekonomi yang sedang berlangsung dan menegaskan dia tidak akan menuntut pengunduran diri pemimpin sosialis itu sebagai prasyarat untuk mengakhiri sanksi AS.